Dari seluruh jenis situs Web yang bertaburan di Internet, yang menurut saya paling unik — juga ajaib — adalah portal. Mereka menyediakan konten yang dapat diakses oleh semua orang secara gratis. Padahal untuk menyajikan konten tersebut, para pengelolanya mengeluarkan sejumlah pengorbanan berupa uang, kerepotan, waktu, dan entah apa lagi. Lantas, bagaimana cara mereka memperoleh laba?
Saya bukan orang bisnis. Tapi menurut saya, secara hitungan bisnis ini merupakan sesuatu yang aneh. Namun ajaibnya, banyak sekali orang atau perusahaan yang berlomba-lomba mendirikan portal. Bahkan ada situs pribadi yang dibangun menyerupai portal karena berisi informasi-informasi menarik dan bermanfaat.
Seorang rekan saya di Bandung mengelola situs untuk para penulis skenario. Biaya pengelolaan—termasuk biaya webhosting dan pembelian nama domain—dirogoh dari kocek sendiri. Seorang kenalan saya lainnya, ini di Jakarta, mengelola situs bagi penggemar dunia otomotif, khususnya F1. Dia menempatkan situs ini di server milik sendiri dan colocation di salah satu ISP terbesar di Indonesia. Bayangkan, berapa biaya rutin yang harus ia keluarkan setiap bulan?
Tentunya, yang melakukan hal seperti ini bukan cuma kedua rekan saya tersebut. Masih banyak orang yang dengan sukarela mendirikan situs serupa, untuk menyalurkan hobi, atau untuk berbagi ilmu, dan mereka sama sekali tidak berpikir soal uang.
Jadi, kembali kepada pertanyaan semula, profit apa yang sebenarnya dikejar oleh para pengelola portal? Jawaban yang paling masuk akal: mereka mendapat penghasilan dari banner iklan yang dipasang di situs mereka. Detik.com, Kompas.com, dan iklanbaris.co.id adalah contoh-contoh yang cukup baik untuk mewakili jawaban ini. Mereka adalah portal-portal yang sukses dan selalu dibanjiri iklan.
Namun kita juga tahu, sebagian besar portal justru sangat miskin iklan. Malah ada portal yang hanya dipenuhi oleh iklan-iklan banner exchange, program afiliasi semacam Commission Junction, atau banner-banner milik mereka sendiri. Kita juga menyaksikan sejumlah portal yang akhirnya gulung tikar dan tak ada lagi kabarnya. Ini menandakan bahwa masalah penghasilan merupakan salah satu problem terbesar bagi sebagian besar portal di Internet.
Jadi, sekali lagi, apa sebenarnya yang kau kejar, wahai Pembuat Portal?
Saya kira, merupakan kesalahan besar jika ada orang atau perusahaan yang berusaha mewujudkan mimpinya untuk menjadi orang kaya dengan cara mendirikan portal. Barangkali portal lebih cocok bagi mereka yang berjiwa dermawan, yang merasa bahagia jika bisa membagi-bagikan ilmunya kepada orang lain, dan punya cukup uang untuk dihambur-hamburkan. Atau bisa jadi, ada perusahaan yang mendirikan portal dengan harapan memperoleh profit dalam bentuk lain. Atau mereka memiliki bidang usaha lain yang bertugas untuk membiayai si portal.
Terlepas apapun motivasi di balik pendirian portal-portal, kita sebagai netter tentu sangat diuntungkan oleh kehadiran situs-situs penyedia konten gratis ini. Kita tidak perlu lagi langganan harian Kompas dan majalah Gatra. Tak perlu lagi membeli lagu-lagu berformat MP3. Tak perlu membeli buku “Dasar-dasar HTML.” Tak perlu pergi ke perpustakaan untuk mencari data skripsi. Karena semuanya telah disediakan secara gratis oleh para dermawan portal.
Sebagai netter, kita mungkin perlu berdoa agar makin banyak dermawan yang berkiprah di Internet. Namun kita juga perlu berdoa agar portal-portal yang bermunculan bukanlah “portal matahari” yang terbit di pagi hari dan tenggelam di sore hari.
Untuk mewujudkan hal ini, bolehlah kita titip pesan agar setiap pendiri dan pengelola portal memiliki konsep yang jelas dan benar-benar matang. Mereka terlebih dahulu harus memberikan jawaban atas pertanyaan, “Untuk apa saya mendirikan portal ini?” Jika jawabannya untuk memperoleh laba, mereka harus memikirkan dan menyiapkan segala macam sumber daya yang dapat mendatangkan profit dalam jangka panjang. Jika jawabannya bukan untuk mencari laba, mereka harus menyiapkan seribu satu alasan dan motivasi yang bisa mendorong mereka untuk tidak pernah bosan dan menyerah.
Hm, tampaknya gampang sekali diteorikan, namun prakteknya entahlah! Yang jelas, para praktisi Internet memiliki PR yang cukup berat untuk menyingkap keajaiban yang tersembunyi di balik produk bernama portal ini.
loading...
loading...