Beberapa video yang dijadikan umpan untuk menarik perhatian pengguna Facebook adalah tayangan ketika mantan Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF), Dominique Strauss-Kahn, melecehkan seorang pelayan hotel. Ada pula video tentang selebritas Rihanna dan Hayden Panettiere.
Tapi, kadang kala malware ini tidak menyuguhkan video melainkan menawarkan pengguna untuk menginstal versi terbaru Adobe Flash Player guna menonton video. Pada akhirnya sama saja, seketika setelah diklik, korban tak sadar bahwa ia telah membuka pintu bagi masuknya program jahat ke komputernya.
Sebelum memutar video, pada komputer biasanya akan tertera pop-up windows yang sekilas seperti sebuah pesan peringatan terhadap keamanan komputer. Tapi, ketika diklik ternyata itu adalah cara malware masuk ke komputer korban. Setelah program jahat itu diinstal, maka komputer yang terinfeksi akan selalu mengiring penggunanya untuk mengunjungi situs porno setiap lima menit dan meminta korban untuk membayar lisensi perangkat lunak yang harganya mulai US$ 60 sampai US$ 80.
Menurut peneliti antivirus Sophos, Chet Wisniewski, biasanya para peretas itu menggunakan situs newtubes.in dan shockings.in sebagai link video untuk memasukkan malware. Seorang penasihat keamanan dari F-Secure Labs, Sean Sullivan, justru mempertanyakan bagaimana website video berbahaya ini bisa terhubung dengan Facebook. "Mudah bagi Facebook untuk membersihkan setiap link yang terhubung dengan layanan mereka," katanya.
Adapun Facebook belum memberikan komentar terhadap temuan malware pada link layanan video. "Kami masih menyelidiki, berusaha memblokir link yang dianggap membawa malware dan mengingatkan setiap pengguna yang terinfeksi," tulis Facebook dalam pernyataan resminya.
By : Berbagai Sumber/DPT
loading...
loading...