Kenapa Google begitu disukai para geek dan pengguna Web pada umumnya? Salma Haryanto mencoba membahas dari sisi desain dan usability.
Senang sekali rasanya bisa mengulas situs yang telah menjadi favorit saya entah sejak kapan ini. Tak terasa, lama sudah saya meninggalkan Altavista dan Metacrawler sejak kenal Google dua tahun silam. Tanpa Google Web ini terkesan menjadi rimba raya lagi, karena hampir selalu jika ada pertanyaan teknis tertentu, pesan kesalahan aneh dari program, atau bahan tulisan lainnya yang perlu dicari, selalu Google dulu yang jadi tempat konsultasi saya nomor satu.
Siapa sih hari-hari ini yang tak kenal Google? Search engine unik yang telah meruntuhkan kejayaan Altavista, Lycos, InfoSeek, dan mayoritas search engine generasi tua. Di awal kemunculan dan masa betanya, Google telah menunjukkan betapa kuno teknologi pencarian Altavista dan search engine lain saat itu. Kualitas sebuah mesin pencari adalah relevansi hasil. Ketika itu hasil pencarian di Altavista amat hancur dan tidak relevan. Google menggunakan sistem PageRank, yang dikembangkan dari paper doktoral kedua penemunya mahasiswa Stanford University. Dengan PageRank, peringkat sebuah halaman Web untuk kata kunci tertentu terutama ditentukan dari berapa banyak halaman yang merujuknya melalui link—dengan kata lain, seberapa populer atau “penting” halaman tersebut. Sistem ini tidak rentan terhadap teknik keyword stuffing, sehingga membuat Google jauh lebih sulit dispam. Bisa dilihat sekarang bahwa search engine lain pun, Altavista salah satunya, mulai memperhitungkan faktor popularitas dari link ini untuk memperbaiki relevansi hasil pencarian. Bahkan Altavista sempat mencoba membuat “tandingan” Google bernama Raging Search, di mana Altavista hendak mengatakan bahwa ia berfokus kembali ke searching. Sayang, popularitas dan kecepatan Google sudah tidak dapat dikalahkan, dan kini Raging menghilang entah ke mana.
Pendeknya, Google telah dan masih menjadi raja search engine global. Search engine mana yang berani memberi link ke search engine lain jika belum yakin dirinya yang terbaik? Lihat link Try Your Query di bagian bawah halaman hasil, di situ ada link antara lain ke Yahoo!, Altavista, dan HotBot—meskipun link ke rival terdekatnya dalam dua tahun terakhir, AllTheWeb, tidak dicantumkan.
Teknologi dan sisi teknis Google dijelaskan dengan cukup menditel di paper Google dan juga di Technetcast (lihat Resource di akhir artikel).
Desainikus minimalis
Di saat halaman depan search engine sibuk menawarkan berbagai hal ekstra, mulai dari chatting, berbelanja, horoskop, dan—bisa disebut bertransformasi menjadi pasar—muncullah Google yang halamannya tidak ada apa-apanya. Perbedaan super mencolok inilah yang lalu menjadikan tampilan Google begitu unik, segar, dan diperbincangkan di mana-mana. Sampai sekarang halaman depan search engine ini tetaplah tak berbeda jauh dari. Beberapa link tambahan memang kini muncul di bagian bawah, karena memang fitur Google bertambah banyak, tapi desainer Google nampaknya amat sadar untuk tetap menjaga kesan halaman yang putih polos dan bersih. Seolah ingin mengatakan, “Yok, silakan langsung mencari!” Sementara halaman indeks Altavista seolah mengatakan, “Eh, aku punya ini, itu, ini, itu, dsb.” Belakangan tampilan minimalis seperti ini pun cukup ditiru habis oleh search engine-search engine baru seperti Teoma dan Wisenut. Seolah-olah memang tampilan sebuah search engine harus seperti itu.
Untuk sebuah situs yang tujuannya sudah sangat jelas dan spesifik seperti sebuah search engine, belum lagi secara rata-rata dipakai cukup sering oleh seorang pemakai, maka desain yang sestreamline dan seinvisibel mungkin itu perlu. Pemakai tidak ingin melihat horoskop, atau membaca artikel hiburan, atau bermain game. Manakala ia mengunjungi search engine, dalam pikirannya hanya satu: mencari halaman Web.
Pola pemakaian search engine biasanya adalah si pemakai mengakses halaman depan, memasukkan query ke sebuah input box, menunggu hasil keluar, lalu meninggalkan kembali search engine menuju situs hasil. Sudah jelas, desain visual tidak boleh mengganggu atau menghalang-halangi pengguna menunaikan maksudnya. Semua tulisan di halaman harus cukup kontras dan terbagi jelas dalam wilayah-wilayah visual yang mudah dibedakan dalam sekilasan mata. Bahkan ada yang menyatakan—dan saya cukup setuju—bahwa kinerja user experience search engine bisa diukur dari seberapa singkat pemakai mampir. Semakin cepat pergi lagi, semakin bagus. Google adalah search engine yang amat cepat dan efisien; desain minimalis amat membantu memperkuat kesan itu. Bayangkan, rata-rata dalam 2–3 detik seseorang sudah bisa mendapat hasil. Berapa lama waktu yang dibutuhkan pengunjung situs Anda sebelum ia memperoleh sesuatu? Semoga tidak terlalu lama.
Dari segi teknis, desain yang minimalis juga mengirit biaya. Search engine sebesar Google amat sangat haus bandwidth. Yang pertama ia harus menjelajahi seluruh pojok-pojok Web untuk mengindeks miliaran halaman Web. Dan kedua ia harus melayani jutaan permintaan pemakai dari seluruh dunia setiap harinya. Google membayar mahal sewa colocation ribuan servernya di dua data center di pantai timur dan barat AS. Dan porsi biaya operasional terbesar adalah bandwidth. Inilah juga alasan mengapa misalnya halaman depan Yahoo! begitu minimalis dalam hal kode HTML. Cobalah sekali-kali saat mengunjungi www.yahoo.com Anda melihat source code HTML-nya. Betapa minimalisnya! Semua kutip dan spasi ekstra yang tak perlu dibuang. Semua URL diperpendek. Not valid HTML? Masa bodoh, yang penting ukuran file kecil. Amat dapat dimaklumi, karena 1 byte ekstra di sini berarti lebih dari seratus MB per hari. Halaman depan Yahoo!, seperti kita ketahui, dihantam lebih dari seratus juta kali per harinya.
Tentu saja kita tidak perlu membuat semua situs kita dengan desain minimal seperti Google. Sebuah portal, misalnya, lain cerita karena memang harus menampilkan jauh lebih banyak informasi dalam satu halaman. Jadi tinggal bergantung pada arsitek informasi dan desainer Web, bagaimana harus pintar-pintar mengatur jumlah informasi yang banyak itu dalam satu sajian yang tidak berjejal dan membingungkan. Google sendiri sudah jelas-jelas tidak berminat menjadi portal. Fokusnya hanya satu, search. Ini membuat pekerjaan seorang desainer lebih mudah, karena kerampingan menjadi faktor utama dalam pertimbangan mendesain.
Branding
Branding Google amatlah kuat. Selain dari sisi teknis yang memang superior, apa yang membuat nama Google menjadi begitu menempel di kepala pemakai Internet? Kadang-kadang jika sedang tak tahu ingin ke mana, saya sering tanpa sadar mengetikkan google.com di Address Bar browser. Bukti bahwa brand Google memang top. On the top of one’s mind.
Sebuah brand bermula dari nama. Google merupakan nama yang sangat unik dan mudah diingat. Kata ini diambil dari kata googol, yang berarti bilangan yang amat besar: sepuluh pangkat seratus (ada lagi googolplex yang jauh jauh lebih besar, yaitu sepuluh pangkat googol). Cocok dengan kesan search engine Google sendiri, yang berkaitan dengan kesan besar keseluruhan Web.
Google sama sekali tidak tergila-gila menempelkan kata-kata “dot com”, bahkan nampaknya anti dengan stereotip tersebut. Sebaliknya, Google pandai menggunakan kata mereknya sebagai kata umum, untuk memperkuat branding.
“After doing some googlin’, I found that Saul Lasazo has been in many telenovelas.” (mencari tentang sesuatu di Google).
“Hooray, our site was googled last night!” (dikunjungi oleh crawler Google, yang bernama Googlebot).
“Googlify your homepage.” (pasang kode HTML kotak search Google di homepage kamu).
“Look at the pictures of our googleplex.” (Seperti apa kantor perusahaan Google, Inc.; ini permainan dari kata googolplex).
Bisakah Anda melakukan hal yang serupa dengan merek Anda?
Lihat juga navigasi halaman hasil dalam bentuk huruf Google yang huruf O-nya banyak. Variasi logo juga diberi nama-nama seperti “Google Green” dan “Google Doodle.”
Warna
Google, menurut saya, termasuk salah satu perusahaan yang menggunakan warna dan logonya secara paling intensif dan konsisten. Semuanya juga berfungsi memperkuat branding.
Warna logo Google diambil dari warna-warna dasar—biru, merah, kuning, hijau—barangkali untuk ikut memberi pesan bahwa searching adalah fungsi dasar kegiatan di Internet. Saya rata-rata dalam satu sesi surfing dapat mengakses Google lebih dari 10–20 kali. Search memang terasa sebagai sebuah kebutuhan surfing yang amat mendasar.
Yang menarik, warna-warna ini tidaklah persis warna dasar komputer (#0000ff, #ff0000, #ffff00, #00ff00), sehingga membuatnya lebih segar. kalau melihatnya, saya jadi teringat dengan Baby Blocks atau mainan susun yang dulu sering saya lihat di Hoya saat kanak-kanak. Warna dasar komputer sendiri dijumpai di mana-mana, sejak zaman layar monitor 16 warna, ini membuat warna-warna tersebut amat berkesan kuno dan membosankan. Catatan: warna logo Google Beta adalah warna dasar komputer, tapi juga telah menggunakan efek huruf timbul.
Halaman-halaman lain Google selalu memanfaatkan empat nama utama warna ini. Kadang warna yang dipakai lebih mengandung abu-abu agar elegan, seperti warna di halaman-halaman All About Google, tapi selalu intinya adalah empat nada warna dasar tadi. Bukan itu saja, kantor Google pun—dinding, meubel, sofa, lampu-lampu hias—dipenuhi nuansa warna dan komponen visual situs Google! Sungguh mengasyikkan.
Biru identik dengan hiperlink, maka warna itu selalu dipakai Google untuk link. Bar yang mayoritas berisi link pun diberi warna biru muda. Hijau menjadi warna-warna URL. Untuk membuat tampilan bersih dan tidak terlalu dipenuhi link—yang juga akan cukup memperbesar ukuran kode HTML—maka teks URL bukan merupakan link. Juga, link-link yang sifatnya fitur ekstra seperti Cached dan Similar Pages diredupkan ke abu-abu. Iklan, atau sponsored link, mendapat warna-warna pastel, sehingga mudah dibedakan. Tersedia beberapa warna pastel untuk masing-masing warna dasar, sehingga antar satu sponsor dan yang lainnya tetap terbedakan. Sekali lagi, empat hue yang dipakai hanyalah biru, merah, kuning, hijau, umumnya dalam porsi yang seimbang.
Pemakaian warna di Google secara garis besar amat baik. Warna bukan hiasan, tapi juga amat membantu membedakan satu elemen dengan yang lainnya. Cobalah misalnya Anda menekan Cached untuk sebuah entri hasil. Di situ kata-kata kunci yang Anda masukkan akan disetip macam diberi stabilo berbagai warna. Amat membantu mencari bagian-bagian tertentu dari dokumen hasil.
Logo
Apa yang paling membuat logo Google unik? Bisa “berdandan” di even-even khusus. Lihatlah koleksinya di museum logo Google. Favorit saya si Google Mac. Logo-logo Google sebetulnya bukan buatan desainer kondang; pertama diciptakan oleh Ruth Kedar di Stanford University, kampus yang sama dengan tempat lahir Google. Variasi-variasi logo pun kadang karyawan teknis Google, mahasiswa di Stanford juga, bahkan beberapa dibuat oleh pemakai. Tapi kreativitas tidak perlu datang dari orang beken, bukan? Justru sebaliknya, logo Google selalu tampil segar dan bervariasi. Semua logo ini menambah kesan bahwa Google itu fun, up to date, modern, dan juga pada akhirnya berefek memperkuat branding.
Navigasi
Secara umum, situs Google amat mudah dinavigasi. Komponen user interface yang terutama dan terpenting adalah input box untuk memasukkan kata kunci. Karena itu ia hadir di hampir semua halaman.
Iklan yang Kreatif
Sejak awal, pendiri Google sudah berjanji bahwa Google tidak akan memajang banner. Jika harus memperoleh penghasilan dengan iklan pun, akan dicari bentuk yang lain. Bulan Agustus 2000, Google mulai melaksanakan program AdWords, yaitu link teks sponsor yang akan muncul sesuai jika query pemakai berhubungan. Ini tidak sama dengan program “beli keyword” milik Goto.com misalnya, yang membaurkan hasil pencarian dengan link milik sponsor. Google tetap menjaga kemurnian hasil pencarian sesuai pengurutan PageRank-nya, dan memberi penanda visual yang sangat jelas mana iklan dan mana hasil pencarian.
Melihat dua hal di atas—variasi logo dan iklan yang kreatif—barangkali suatu saat, Google juga bisa beriklan dengan variasi logo. Misalkan, katakanlah, logo Google selama sebulan tiba-tiba berubah merah, berembun tanda baru keluar dari kulkas, fontnya disesuaikan sedikit dengan tulisan Coca-Cola dan dilengkapi tulisan, “Always.”
Kesimpulan
Saking disukai semua orang, Google memperoleh Webby Awards tiga kali berturut-turut, terakhir untuk kategori Best Practices. Apa saja praktik Google yang layak ditiru?
Pertama, Google menjadi favoritas massa karena sederhana dan jalan. Sayang sekali, banyak sekali situs yang tidak jalan. Desain minimalis Google perlu diteladani. Dalam menyusun halaman depan, pertimbangkan seberapa banyak informasi yang Anda miliki, dan juga seberapa banyak informasi yang cukup penting dan layak disajikan. Hanya tonjolkan sedikit saja yang penting, lalu sembunyikan, kecilkan, redupkan yang lain. Bantu pemakai mencari informasi di situs Anda, jangan malah membuat mereka bingung dengan menyodorkan semua yang Anda punyai sekaligus.
Kedua, Google tidak terjerumus dalam usaha-usaha komersialisasi yang mengganggu pemakai. Katakanlah banner, atau “lelang keyword” seperti Goto.com, atau pengotoran dengan link-link dari afiliasi, partner, “fitur-fitur” tambahan, dsb. Semuanya hanya memperberat halaman, dan itu dihindari Google.
Terakhir, Google is fun!
Resource
- “Paper Google”: citeseer.nj.nec.com/brin98anatomy.html
- The Technology Behind Google: www.technetcast.com/tnc_play_stream.html?stream_id=420
- Google Inside Part 2: www.technetcast.com/tnc_play_stream.html?stream_id=421