Бронирование отелей на Hotellook

Demografi Dayak Salako di Pulau Kalimantan

Demografi Dayak Salako Pulau Kalimantan

Dayak Salako di Pulau KalimantanWilayah di Pulau Kalimantan yang sekarang didiami oleh Dayak selako dapatlah dikatakan sebagai daerah pertemuan berbagai suku bangsa di Nusantara. Sejak tahun 1.000 Masehi, didaerah ini telah terjadi interaksi dengan bangsa bangsa lain, misalnya dengan China. Interaksi dengan China ini terlihat sampai sekarang melalui pola makan dan sistem pertanian. Orang salako kalau sedang pesta menyajikan makanan secara berkelompok (baconcok) dengan, makanan yang disajikan dimasak dengan menu China dan makannya juga menggunakan sumpit.

Masyarakat Dayak Salako sekarang menyebar di Kabupaten Sambas, Pontianak, Landak, Bengkayang dan distrik Lundu di Malaysia Timur di Pulau Kalimantan. Populasinya diperkirakan lebih dari 900 ribu jiwa.

Wilayah yang dihuni Dayak salako terdiri dari hutan. Berdasarkan jenisnya, hutan di daerah ini termasuk jenis hutan tropis, oleh sebab itu kawasan hutannya kaya akan berbagai jenis kayu. Di hutan-hutannya, terutama pada wilayah kelola masyarakat dapat ditemukan berbagai jenis kayu, di antaranya kayu tengkawang, ramin, belian, dll. Selain kayu, kabupaten ini mempunyai kekayaan flora antara lain jenis anggrek hutan dan berbagai jenis tanaman obat, tanaman hias, dll. Di samping itu terdapat bermacam-macam tanaman pertanian dan perkebunan. Di Kawasan hutan mereka masih banyak ditemukan berbagai macam fauna terkenal antara lain orang utan, kukang, rusa, burung enggang, trenggiling, Landak dan kancil.

SISTEM PERTANIAN

Dalam hal pertanian, orang Dayak Salako menggunakan sebutan-sebutan China misalnya Tin sun (kotak), keo (parit), Liam (bengkok), Taja (alat pembuang runput), Lojong (benih padi yang disemai) dan masih banyak lagi yang lainnya. Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya-pun sempat menanamkan pengaruhnya di daerah ini. Situs-situs sejarah kehadiran kedua kerajaan besar di Nusantara tersebut banyak dijumpai di daerah ini.

Dayak Salako di Pulau KalimantanMasyarakat Dayak Selako yang hidup berpencar-pencar di desa mereka masing-masing secara umum dikategorikan dalam masyarakat horticultural, Maksudnya masyarakat yang subsistensi utamanya adalah menanam padi diladang dan di sawah guna memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga dalam jangka waktu satu tahun. Diladang yang sama ini juga – bersama padi – mereka menanam tanaman-tanaman lain sebagai pangan penyangga kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti sayur-mayur, jagung, keladi, ubi, pepaya, tebu, dan lain-lain.

Bentuk subsistensi ini masih didukung lagi oleh hasil-hasil lain seperti berburu, hasil dari hutan, tanaman karet dan pohon buah-buahan. Bentuk subsistensi yang demikian itu bukan untuk menghasilkan produk yang surplus (pasar oriented), namun hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga saja. Bentuk subsistensi yang ekstensif ini sepenuhnya masih bergantung pada alam.

Dalam berladang Orang Salako melakukannya dalam beberapa tahap sebagai berikut :

1. Ngaranto
Yang dimaksud dengan ngaranto adalah langkah yang pertama dilakukan dalam memilih lokasi tempat berladang/sawah,apakah tempat ini sudah tua atau belum untuk diladangi dan kemudian memotong akar-akarkayu yang mau mengganggu di waktu proses melakukan penebasan nantinya,disamping itu juga meneliti keadaan disekitar tempat yang mau diladangi apakah ada terdapat sarang burung atau sarang lebah,karena jenis sarang binatang ini dapat mengganggu yang dikatakan “RASI”

2. Nyangko
Nyangko adalah suatu kegiatan yang dilakukan supaya orang lain dapat mengetahui bahwa sipemilik tanah itu mau berladang pada lokasi tersebut dan sekaligus nyangko juga dapat diartikan ajakan kepada orang lain supaya mereka bersama-sama berladang pada sekitar lokasi yang dimaksud supaya memudahkan orang mengatasi atau menjaga segala sesuatu usaha/tanaman dari serangan/gangguan binatang,misalnya,seperti binatang kera,babi,rusa,dan lain sebagainya.

3. Ngawah
Kegiatan ngawah adalah memilih hari,memilih tanggal dan nangarat kata-kata burung serta memilih bulatn agar lading yang dimaksud padinya nanti apabila ditanam dapat tumbuh dan mendatangkan hasil yang memuaskan.Ngawah biasanya hanya dilakukan pada sa'at penebasan 3 sampai 7 kali saja lalu pulang

4. Ngantat batu
Kegiatan ngantat batu adalah suatu kegiatan yang menunjukkan awal dari pada kegiatan penebasan yang dilakukan hanya satu sampai dua jam saja lalu pulang

5. Nyulukng batu
Nyulukng batu adalah merupakan kelanjutan daripada kegiatan Ngantat batu,bedanya hanya nyulukng sudah dapat membawa bekal dan harus makatn ditempat itu.

6. Bahuma
Kegiatan bahuma baru dapat dilakukan penebasan lokasi tempat bahuma setelah selesai batas waktu yang dimaksud tersebut di atas dan kegiatan bahuma memang memakatn waktu yang cukup lama

7. Ngaratas
Kegiatan ngaratas adalah suatu kegiatan menebang kayu raras atau anak-anak kayu yang belum ditebang pada waktu kegiatan menebas tadinya.

8. Nempot
Kegiatan nempot adalah kegiatan menebang pohon atau rumpun bambu saja,seperti bambu munti,bambu buluh,bambu tarekng dan bambu para,sehinga semakin jelas dipandang sebagai ladang.

9. Nabakng
Dalam kegiatan nabakng ada upacara adatnya,yaitu munuh manok dua eko',yang satu jantan yang lain betina '.maksud upacar ini adalah memberitahukan (bapadah) kepada nenek moyang yang punya lokasi terdahulu (yang punya akoatn) dan supaya para perserta menebang terhindar dari bahaya timpa'kayu yang rebah ditebang nantinya,setelah selesai upacara barulah dilaksanakan kegiatan menebang pohon.kegiatan Nabakng adalah suatu kegiatan penebangan pohon-pohon kayu besar dilokasi ladang yang belum ditebang sebelumnya sehingga pemandanggan diseluruh lokasi tampak jelas seperti bagaimana ladang layaknya dan dengan selesainya kegiatan menebang berarti tuan ladang tinggal menunggu atau menjemur lahan supaya apabila sudah kering siap untuk dibakar.

10. Ngarangke Raba'.
Ngarangke raba adalah waktu tunggu dalam mempersiapkan lahan supaya kering dan mati dalam jangka waktu 1 sampai dewngan 2 bulan bagi lokasi ladang dari kayu rimba yang kemudian barulah siap untuk dinunu/dibakar.

11. Ngararakatn
Ngararakatn adalah kegiatan untuk mempersiapkan pembakaran ladang pada masa tunggu,supaya sa'at pembakaran nantinya api yang hidup ditengah ladang tidak merembet kehutan.jaraknya Ngararakatn biasanya dilakukan antara 2 sampai 3 meter dari pinggir ladang tertular yang dibatasi jalan yang bersih dari sampah/debu atau dibungi lumpurnya.

12. Nunu'.
Nunu'.adalah kegiatan membakar ladang,dalam kegiatan ini biasanya jika disekitar lokasi ladang terdapat usaha orang lain berupa kebun karet,kebun kopi,pondok,sawah/ladang,tembawang dan usaha lainnya,maka orang yang bersangkutan harus diajak membakar ladang agar membantu menjaga usahanya supaya terhindar dari rembetan api tersebut.

13. Ngalaet.
Ngalaet adalah kegiatan membersihkan sisa pohon dan ranting-ranting kayu yang tidak habis dimakatn api pada waktu pembakaran/nunu.Biasanya pembersihan sisa-sisa ranting dan pohon kayu dilakukan agar pada saat menugal padi nantinya lebih enak serta mudah menugal maupun mudah membubuhi padi pada lubang tugal.

14. Ngalabuhatn
Ngalabuhatn adalah suatu upacara yang dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan menugal padi.Maksud diadakan upacara ngalabuhatn ialah untuk memilih Bit'bintang,hari baik supaya padi yang akan ditanam dapat hidup dengan baik dan menghasilkan buah yang berlimpah ruah serta di samping itu ngalabuhatn juga merupakan suatu kegiatan untuk membuat pabanihan,yaitu tempat menanam padi yang pertama pada ladang itu.

15. Nugal
Sebelum melakukan kegiatan lain terlebih dahulu melakukan upacara dengan pamangnya,yaitu Mukahi Tanah Ngampak 3 nga'kali atau tariu,dengan bunyi sebagai berikut:"Bakapet kao tanah,ha ngalongkokng kau urat ta,minta tanah nian nugal nya ka timanyang ngiliratn ai ".Kegiatan nugal ini dalam pertengahan hari,misalnya sehabis sikuan/serapan,ada upacara adatnya,yaitu Ngalantekbatn mata benih adalah bapadah ka Jubata bahwa sudah mulai menanam padi baru ,minta padi yang ditanam hidupnya tumbuh baik,badautn libar,babatakng ka'a,babiti'calikng,batunut lanu'minta tidak mempunyai pangaruh hama/baho,pangaco,pangaruka'uma tahutn tersebut.

DayakNugal adalah suatu kegiatan menanam padi diladang yang dilakukan pada musimnya oleh masyarakat adapt baik kaum tua maupun kaum muda.Menurut kebiasaan para kaum pria sebagai tukakng tugal(membuat lubang padi) dan kaum wanita sebagai tukakng pamanih (memasukkan/menaburkan padi pada lubang tugal).Jika sudah selesai kegiatan nugal dan sudah pulang ka'rumah,maka si pemilik ladang pada saat aleatn harus melakukan pemburasaan ai'/musasatnai' dari solekng dengan bunyi sebagai berikut: "sa', dua', talu, ampat, lima, anam, tujuh, ai'nyian ku burastn padi ku nyian idupnya ka ai'nang kaluar nyian minta rata ,nana' ada nang lalo'idupnya".

16. Muang Tabutn
Kegitan muang tabutn adalah suatu kegiatan yang dilakukan diwaktu giliran aleatn yang terakhir dan pada sa'at inilah muang tabutn dilakukan yang harus dihadiri oleh semua anggota aleatn.Sedangkan cara pelaksanaannya adalah setiap anggota aleatn wajib membawa alat perlengkapan dan bahan-bahan keperluan seperti: Gula, Baras Sunguh, Baras Poe'secukupnya, Membuat bahol/leko.

Caranya pelaksanaannya adalah padi dibagi atau disusun sedemikian rupa di atas batang kayu dengan beberapa jumlah anggota kita sekeluarga yang dimulai dari bapak,ibu,anak tertua sampai pada anak yang terakhir dan yang juga giliran pada binatang peliharaan kita,seperti manok/ayam,jalu/babi,kucing,asu'/anjing,kambing, dan binatang peliharaan lainnya.

Setelah pembagian/penyusunan padi pada setiap anggota keluarga dan pada macam-macam binatang peliharaan,barulah dilanjutkan dengan acara padi yang dibagi tersebut diatas batang kayu tadi ditaredekkatn sebanyak 7 kali.Selama Naredekkatn ini 4 kali menghadap ketengah ladang dan 3 kali menghadap kepinggir ladang atau ke hutan yang tidak diladangi.Selanjutnya kayu yang di teredekkatn tadi dilemparkan sambil melompat disertai dengan tariu oleh semua anggota aleatn yang hadir.

17. Ngalajuki
Ngalajuki adalah suatu upacara yang dilakukan setelah padi hidup selama 7 hari sampai 14 hari (2minggu).Adapun maksud upacara ini adalah supaya padi yang di tanam dan hidup itu dapat hidup dengan baik serta subur sehungga menghasilkan buah yang banyak.

18. Ngarapat.
Ngarapat adalah sesuatu upacara yang dilakukan ke dua kalinya dilokasi ladang tersebut .Adapun maksud daripada upacara ini adalah membuang hama/baho penyakit padi yang dilakukan secara serentak oleh setiap orang dikampokng yang bersangkutan.

19. Ngaladakng Buntikng Padi
Ngaladakng buntikng padi adalah sesuatu upacara adat yang dilakukan pada saat padi baru mulai buntikng yang yang dilaksanakan di pabanihan dengan maksud supaya padi diladang itu dapat berbuah dengan baik tanpa ada ganguan ham/baho,sehinga padi tersebut dapat mendatangkan hasil yang memuaskan.

20. Mipit
Mipit adalah suatu kegiatan upara adat pada saat padi sedang menguning dengan mengambil satu tangkai atau lebih buah padi di ladang lalu dibawa pulang ke rumah dan setelah tiba dirumah padi tadi dilayur/dipangang di atas api untuk dicempale'pada setiap anggota keluarga masing-masing agar tidak kemponan,karena pada saat padi mulai menguning (akan masak) setiap orang sedang sibuk membuat alat perlengkapan panen padi,seperti menganyam,nyiru,tikar/bidai,pante,langko,dan perlengkapan lainnya.

21. Ngaleko
Ngaleko adalah upacara adat pada saat padi sudah masak dan sebelum panen padi dimulai.Pelaksanaannya pada hari pertama panen itu cukup mengambil sedikit (satu tangkai) saja lalu dibawa pulang kerumah,setelah tiba dirumah padi tadi langsung dibersihkan,dijemur setelah kering lalu ditumbuk atau digiling pada mesin padi dan pada malamnya beras tadi dibuat lepet dibungkus dengan daun layakng lalu dimasak baru pagi harinya lepet tadi disajikan dalam upacara adapt yang biasanya disebut ;Ngaleko".

23. Bahanyi
Bahanyi adalah suatu kegiatan pengambilan padi diladang atau sawah yang dilakukan dengan proses gotong – royong atau aleatn secara bergiliran dari ladang salah seorang dan kemudian giliran dengan berulang-ulang kali hingga kegiatan panen selesai.
Sekarang yang disebutkan ini mengenai adapt manusia Sidas Daya dari jaman lama sampai jaman sekarang masih banyak digunakan bagi manusia umumnya Daya Kanayatn dari awal sampai berakhir riwayatnya.

Seluruh tahapan-tahapan ini dipenuhi dengan upacara adat berupa sesajian dan didoakan dengan cara nyangahatn. Berdasarkan periode perladangan, maka Nyangahatn (upacara adat) dalam keseluruhan siklus kegiatan berladang dapat dibagi menjadi 4 bagian, yakni:

  1. Priode persiapan: Baburukng, Ka’ Pantulak, dan Ngawah
  2. Priode penggarapan: Nyangahatn Raba, Balabuh Ka’ Pabanihatn, Muakng Tabut, Ngamalo Lubakng Tugal, Ngiliratn, Nyiakng Buntikng Laki, Nyiakng Buntikng Bini, dan Macah Talo’ Padi Mampar.
  3. Priode Panen: Ngikat (Ngabat Pihawakng), Marantika, Ngarantuk, dan Matahatn.
  4. Priode syukuran: Mabut Pihawakng dan Naik Dango.
loading...
loading...